Perbedaan Pemilu Orde Baru dan Reformasi

Posted on

Pengertian Pemilu Orde Baru

Pemilu Orde Baru merupakan pemilihan umum yang dilaksanakan pada masa pemerintahan Orde Baru yang berlangsung dari tahun 1967 hingga 1998. Pemilu Orde Baru dilakukan secara teratur setiap lima tahun sekali dan diikuti oleh partai politik yang telah terdaftar dan disetujui oleh pemerintah.

Pemilu Orde Baru dianggap sebagai pemilihan yang tidak bebas dan adil karena pemerintah memiliki kendali penuh atas proses pemilihan, termasuk dalam penentuan siapa yang boleh dan tidak boleh mencalonkan diri sebagai calon legislatif maupun calon presiden.

Pengertian Pemilu Reformasi

Pemilu Reformasi merupakan pemilihan umum yang dilaksanakan setelah masa pemerintahan Orde Baru berakhir pada tahun 1998. Pemilu Reformasi dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan pemilihan yang lebih bebas dan adil serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua partai politik untuk berpartisipasi dalam pemilihan.

Pemilu Reformasi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan melalui hak suara mereka yang dijamin oleh undang-undang.

Pos Terkait:  Mengapa Batik Merupakan Komoditas Ekspor Nasional yang Dapat Diandalkan

Perbedaan Antara Pemilu Orde Baru dan Reformasi

Perbedaan antara pemilu Orde Baru dan Reformasi terletak pada beberapa aspek, di antaranya:

1. Sistem Pemilihan

Pada Pemilu Orde Baru, sistem pemilihan dilakukan dengan cara berjenjang, di mana pemilihan dilakukan mulai dari tingkat desa/kelurahan hingga tingkat nasional. Sedangkan pada Pemilu Reformasi, sistem pemilihan dilakukan secara langsung, di mana masyarakat memiliki hak untuk memilih langsung calon legislatif dan presiden.

2. Partisipasi Partai Politik

Pada Pemilu Orde Baru, partai politik yang diizinkan untuk berpartisipasi dalam pemilihan sangat terbatas dan hanya partai politik yang disetujui oleh pemerintah yang diizinkan untuk berpartisipasi. Sedangkan pada Pemilu Reformasi, semua partai politik yang telah terdaftar dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang diizinkan untuk berpartisipasi dalam pemilihan.

3. Keterlibatan Masyarakat

Pada Pemilu Orde Baru, masyarakat tidak memiliki peran yang signifikan dalam pemilihan. Pemilihan dilakukan oleh pemerintah dan partai politik, dan masyarakat hanya memiliki hak untuk memilih calon yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sedangkan pada Pemilu Reformasi, masyarakat memiliki peran yang lebih aktif dalam pemilihan. Masyarakat memiliki hak untuk memilih calon yang mereka inginkan dan memberikan suara mereka secara langsung.

Pos Terkait:  Cara Trading for Living: Membuat Penghasilan dari Trading

4. Kebebasan dan Keadilan

Pada Pemilu Orde Baru, pemilihan dianggap tidak bebas dan adil karena pemerintah memiliki kendali penuh atas proses pemilihan dan partai politik hanya diizinkan jika telah disetujui oleh pemerintah. Sedangkan pada Pemilu Reformasi, pemilihan dianggap lebih bebas dan adil karena semua partai politik diizinkan untuk berpartisipasi dan masyarakat memiliki hak untuk memilih calon yang mereka inginkan.

Akhir Kata

Dari perbedaan di atas dapat disimpulkan bahwa Pemilu Reformasi merupakan pemilihan yang lebih bebas dan adil dibandingkan dengan Pemilu Orde Baru. Pemilu Reformasi memberikan kesempatan yang sama bagi semua partai politik untuk berpartisipasi serta memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam pemilihan melalui hak suara mereka yang dijamin oleh undang-undang.

Kita sebagai masyarakat harus memanfaatkan hak suara yang kita miliki dengan bijak dan memilih calon yang memiliki visi dan misi yang jelas serta mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik untuk kepentingan rakyat dan negara.

Pos Terkait:  Bagaimana Cara Membuat Asam Benzena Sulfonat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *