Bagaimana Proses Discovery Dapat Berkembang Menjadi Invention

Posted on

Discovery atau penemuan merupakan tahap awal dalam proses menghasilkan sebuah invention atau penemuan baru. Namun, bagaimana proses discovery dapat berkembang menjadi invention? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Memiliki Obsesi

Seorang inventor harus memiliki obsesi untuk menemukan sesuatu yang baru. Obsesi ini akan mendorongnya untuk terus mencari, mengeksplorasi, dan mengamati lingkungan sekitarnya.

2. Memahami Masalah atau Kebutuhan

Seorang inventor harus memahami masalah atau kebutuhan yang ada di masyarakat. Dengan memahami masalah atau kebutuhan tersebut, inventor dapat mencari solusi yang tepat.

3. Mencari Inspirasi dari Lingkungan Sekitar

Inventor dapat mencari inspirasi dari lingkungan sekitarnya, seperti dari alam, teknologi yang ada, atau dari karya-karya seni. Inspirasi ini dapat membantu inventor untuk menghasilkan ide-ide baru.

4. Meneliti dan Mengeksplorasi Ide

Inventor harus meneliti dan mengeksplorasi ide yang muncul. Ide-ide tersebut dapat dikembangkan menjadi konsep yang lebih matang.

Pos Terkait:  Cara Membaca Berita Forex: Panduan Lengkap untuk Pemula

5. Merancang Prototipe

Setelah memiliki konsep yang matang, inventor harus merancang prototipe atau model dari invention yang akan dibuat. Prototipe ini dapat membantu inventor untuk melihat kekurangan atau kelebihan dari invention tersebut.

6. Menguji Prototipe

Setelah merancang prototipe, inventor harus menguji prototipe tersebut. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan dari invention tersebut.

7. Menyempurnakan Invention

Setelah mengetahui kekurangan atau kelebihan dari invention, inventor harus menyempurnakan invention tersebut. Penyempurnaan ini bertujuan untuk menghasilkan invention yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

8. Mendaftarkan Hak Cipta atau Paten

Setelah invention selesai dibuat, inventor harus mendaftarkan hak cipta atau paten atas invention tersebut. Hal ini bertujuan untuk melindungi invention dari tindakan plagiarisme atau pencurian ide.

9. Memasarkan Invention

Setelah memiliki hak cipta atau paten, inventor dapat memasarkan invention tersebut. Memasarkan invention dapat dilakukan melalui pameran, media sosial, atau melalui lembaga pemasaran khusus untuk invention.

10. Mengembangkan Invention

Setelah invention dipasarkan, inventor dapat mengembangkan invention tersebut. Pengembangan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan manfaat dari invention tersebut.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses discovery dapat berkembang menjadi invention melalui beberapa tahap, seperti memiliki obsesi, memahami masalah atau kebutuhan, mencari inspirasi, meneliti dan mengeksplorasi ide, merancang prototipe, menguji prototipe, menyempurnakan invention, mendaftarkan hak cipta atau paten, memasarkan invention, dan mengembangkan invention. Dengan menjalankan tahap-tahap tersebut, inventor dapat menghasilkan invention yang bermanfaat bagi masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *