Indonesia memiliki banyak organisasi keagamaan yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Dua organisasi keagamaan yang paling populer di Indonesia adalah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Persis. Keduanya adalah organisasi besar yang memiliki banyak anggota dan pengikut di seluruh Indonesia. Namun, apakah kamu tahu apa perbedaan antara NU dan Muhammadiyah Persis? Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan-perbedaan kunci antara dua organisasi keagamaan ini.
Sejarah Singkat NU dan Muhammadiyah Persis
Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada tahun 1926 dan merupakan organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia. NU memiliki sekitar 40 juta anggota di seluruh Indonesia dan terutama terdapat di Jawa Timur. NU didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari dan merupakan hasil dari gerakan reformasi Islam yang terjadi pada awal abad ke-20 di Indonesia.
Muhammadiyah Persis didirikan pada tahun 1912 dan merupakan organisasi keagamaan Islam yang lebih kecil dibandingkan dengan NU. Muhammadiyah Persis didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dan terutama terdapat di Jawa Tengah. Tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk memperbaiki dan mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia.
Perbedaan Filsafat dan Ajaran
NU dan Muhammadiyah Persis memiliki perbedaan dalam hal filsafat dan ajaran. NU adalah organisasi yang memegang teguh tradisi Islam yang telah ada sejak lama (aswaja) dan mengikuti mazhab Syafi’i. NU juga mengakui adanya beberapa aliran Islam yang lain. Di sisi lain, Muhammadiyah Persis mengikuti paham modernis Islam dan mengikuti mazhab Hanafi. Muhammadiyah lebih membuka diri terhadap perubahan sosial dan budaya, serta lebih fokus pada pendidikan Islam yang modern dan progresif.
Perbedaan dalam Hal Organisasi dan Struktur
NU dan Muhammadiyah Persis memiliki struktur organisasi yang berbeda. NU adalah organisasi yang sangat terstruktur dan memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. NU memiliki pimpinan tertinggi yang disebut dengan Rais Aam dan dibawahnya terdapat banyak tingkat kepemimpinan yang lain. Di sisi lain, Muhammadiyah Persis memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan terdiri dari beberapa tingkat kepemimpinan saja.
Perbedaan dalam Hal Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan
Baik NU maupun Muhammadiyah Persis memiliki kegiatan sosial dan kemanusiaan yang berbeda. NU lebih fokus pada kegiatan sosial yang terkait dengan keagamaan, seperti mengajarkan Al-Quran dan Hadits, serta memperbaiki masjid dan pesantren. Di sisi lain, Muhammadiyah Persis lebih fokus pada kegiatan sosial yang terkait dengan kemanusiaan, seperti membantu korban bencana alam, memberikan bantuan kesehatan dan pendidikan, serta membangun infrastruktur masyarakat.
Perbedaan dalam Hal Politik
NU dan Muhammadiyah Persis memiliki perbedaan dalam hal politik. NU lebih cenderung mendukung partai politik yang konservatif dan nasionalis, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di sisi lain, Muhammadiyah Persis lebih cenderung mendukung partai politik yang progresif dan liberal, seperti Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
Perbedaan dalam Hal Hubungan dengan Negara
NU dan Muhammadiyah Persis memiliki perbedaan dalam hal hubungan dengan negara. NU lebih cenderung mendukung hubungan yang harmonis antara agama dan negara, serta mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Di sisi lain, Muhammadiyah Persis lebih kritis terhadap hubungan antara agama dan negara, serta lebih cenderung mengkritik Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Perbedaan dalam Hal Keterlibatan dalam Gerakan Islam Internasional
Baik NU maupun Muhammadiyah Persis memiliki keterlibatan dalam gerakan Islam internasional. NU lebih terlibat dalam gerakan Islam moderat dan memiliki hubungan erat dengan organisasi Islam di Arab Saudi. Di sisi lain, Muhammadiyah Persis lebih terlibat dalam gerakan Islam modernis dan memiliki hubungan erat dengan organisasi Islam di Turki.
Kesimpulan
Sekarang kita sudah mengetahui beberapa perbedaan antara NU dan Muhammadiyah Persis. Meskipun keduanya adalah organisasi keagamaan Islam yang besar dan memiliki banyak pengikut, tetapi ada perbedaan dalam hal filsafat dan ajaran, struktur organisasi, kegiatan sosial dan kemanusiaan, politik, hubungan dengan negara, dan keterlibatan dalam gerakan Islam internasional. Namun, perbedaan-perbedaan ini tidak membuat NU dan Muhammadiyah Persis menjadi musuh. Sebaliknya, keduanya dapat bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik dan saling mendukung dalam kegiatan keagamaan dan kemanusiaan.