Rurouni Kenshin merupakan anime yang sangat populer di Indonesia. Karakter Kenshin Himura, seorang samurai yang berusaha untuk menebus dosa masa lalunya, sangat dicintai oleh banyak orang. Namun, pada akhir-akhir ini, banyak fans anime yang memboikot Rurouni Kenshin. Mengapa hal ini terjadi? Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa fans anime ramai memboikot Rurouni Kenshin.
Kasus Kejahatan Seksual
Pada tahun 2017, terungkap bahwa sang pembuat Rurouni Kenshin, Nobuhiro Watsuki, ditangkap karena memiliki materi pornografi anak di komputernya. Setelah itu, Watsuki juga mengakui bahwa dia mengalami kecanduan pornografi anak. Kasus ini membuat banyak fans anime merasa jijik dan kecewa pada Watsuki, serta merasa tidak nyaman untuk terus menonton Rurouni Kenshin.
Pendapat Fans Terpecah
Setelah kasus kejahatan seksual Watsuki terungkap, banyak fans anime yang merasa bahwa mereka sudah tidak bisa lagi mendukung Rurouni Kenshin. Namun, ada juga fans anime yang masih tetap support dengan berbagai alasan, seperti tidak ingin menilai karya seniman berdasarkan kehidupan pribadinya atau tetap menghargai karya yang telah dikonsumsi selama bertahun-tahun.
Pengaruh Sosial Media
Media sosial juga memainkan peran dalam memperkuat opini fans anime tentang Rurouni Kenshin. Banyak pengguna media sosial yang mengecam Watsuki dan Rurouni Kenshin, serta meminta orang-orang untuk tidak lagi menonton atau membeli produk terkait anime tersebut. Hal ini membuat opini negatif semakin tersebar luas dan mempengaruhi banyak orang untuk memboikot Rurouni Kenshin.
Tindakan Penerbit
Beberapa penerbit anime di Indonesia juga ikut serta memboikot Rurouni Kenshin setelah kasus kejahatan seksual Watsuki terungkap. Mereka menarik produk terkait Rurouni Kenshin dari pasaran dan menghentikan penerbitan karya-karya terbaru yang berkaitan dengan anime tersebut. Tindakan ini membuat banyak fans anime merasa bahwa memboikot Rurouni Kenshin adalah hal yang tepat untuk dilakukan.
Pendapat Saya
Menurut saya, keputusan untuk memboikot Rurouni Kenshin merupakan hal yang pribadi dan tergantung pada masing-masing individu. Namun, saya juga merasa bahwa kita harus mempertimbangkan dampak dari keputusan tersebut. Memboikot Rurouni Kenshin bisa berarti tidak hanya menghentikan dukungan terhadap Watsuki, tetapi juga merugikan orang-orang yang terlibat dalam produksi anime tersebut. Sebagai penggemar anime, kita juga harus bisa memisahkan antara karya seni dan kehidupan pribadi seniman.
Kesimpulan
Meskipun Rurouni Kenshin adalah anime yang sangat populer, banyak fans anime memboikotnya setelah kasus kejahatan seksual yang dilakukan oleh pembuatnya, Nobuhiro Watsuki, terungkap. Opini negatif semakin tersebar luas melalui media sosial dan tindakan penerbit anime di Indonesia yang menarik produk terkait Rurouni Kenshin dari pasaran. Keputusan untuk memboikot Rurouni Kenshin merupakan hal yang pribadi, tetapi kita juga harus mempertimbangkan dampak dari keputusan tersebut. Sebagai penggemar anime, kita harus bisa memisahkan antara karya seni dan kehidupan pribadi seniman.