Manajemen adalah proses pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Gaya manajer yang digunakan dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan kesuksesan organisasi. Salah satu teori yang membahas gaya manajer adalah teori Likert. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana gaya manajer tradisional menurut Likert.
Teori Likert
Rensis Likert adalah seorang ahli psikologi yang mengembangkan teori manajemen pada tahun 1961. Teori ini menekankan pentingnya hubungan antara manajer dan karyawan. Menurut Likert, gaya manajer dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
- Sistem 1: Manajemen otoriter
- Sistem 2: Manajemen paternalistik
- Sistem 3: Manajemen konsultatif
- Sistem 4: Manajemen partisipatif
Dalam teori ini, Likert menekankan pentingnya partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan organisasi. Ia percaya bahwa semakin banyak partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan, semakin besar kemungkinan kesuksesan organisasi.
Gaya Manajer Tradisional Menurut Likert
Gaya manajer tradisional menurut Likert adalah gaya manajer yang bersifat otoriter. Manajer tradisional cenderung mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan karyawan. Mereka memerintah dan mengontrol karyawan dengan ketat.
Manajer tradisional biasanya menggunakan sistem 1 dalam teori Likert. Mereka berpikir bahwa karyawan tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu, manajer tradisional lebih suka mengambil keputusan sendiri dan memberikan perintah kepada karyawan.
Manajer tradisional cenderung menggunakan hukuman sebagai cara untuk mengontrol karyawan. Mereka berpikir bahwa dengan memberikan hukuman kepada karyawan yang tidak mematuhi aturan, karyawan akan lebih patuh dan bekerja lebih keras. Namun, pendekatan ini dapat menyebabkan karyawan merasa tidak dihargai dan tidak termotivasi untuk bekerja dengan baik.
Kritik Terhadap Gaya Manajer Tradisional
Gaya manajer tradisional telah banyak dikritik karena tidak efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kesuksesan organisasi. Beberapa kritik terhadap gaya manajer tradisional adalah:
- Tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan karyawan
- Tidak memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik
- Tidak memperhatikan partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan
- Menekankan pada kontrol dan hukuman daripada dukungan dan pengembangan karyawan
Seiring berkembangnya zaman, gaya manajer tradisional semakin jarang digunakan. Banyak organisasi yang beralih ke gaya manajer yang lebih konsultatif atau partisipatif untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kesuksesan organisasi.
Kesimpulan
Gaya manajer tradisional menurut Likert adalah gaya manajer yang bersifat otoriter. Manajer tradisional cenderung mengambil keputusan sendiri dan mengontrol karyawan dengan ketat. Namun, gaya manajer ini telah banyak dikritik karena tidak efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kesuksesan organisasi. Seiring berkembangnya zaman, banyak organisasi beralih ke gaya manajer yang lebih konsultatif atau partisipatif untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kesuksesan organisasi.