Pada tahun 2011, seorang remaja China bernama Wang Shangkun menjual ginjalnya untuk membeli iPhone 4. Kini, tujuh tahun setelah menjalani operasi tersebut, Wang Shangkun mengalami kesulitan finansial dan kesehatan yang serius.
Alasan Mengapa Wang Shangkun Menjual Ginjalnya
Menurut laporan yang diterbitkan oleh China Daily, Wang Shangkun berasal dari keluarga miskin yang tinggal di Provinsi Anhui. Dia sangat mengidolakan teknologi dan ingin memiliki smartphone terbaru yang sedang populer pada saat itu, yaitu iPhone 4.
Untuk membeli iPhone 4, Wang Shangkun memutuskan untuk menjual ginjalnya. Dia mengikuti operasi yang tidak resmi dan berbahaya di sebuah rumah sakit ilegal di Provinsi Hunan. Wang Shangkun menerima pembayaran sebesar 22.000 yuan (sekitar Rp 46 juta) untuk ginjalnya.
Kondisi Kesehatan Wang Shangkun
Kini, tujuh tahun setelah menjalani operasi tersebut, kondisi kesehatan Wang Shangkun memburuk. Dia menderita gagal ginjal dan membutuhkan dialisis setiap hari untuk bertahan hidup.
Selain itu, Wang Shangkun juga mengalami kesulitan finansial yang serius. Dia tidak lagi mampu bekerja dan bergantung pada bantuan keluarganya serta sumbangan dari masyarakat untuk membiayai pengobatannya.
Peran Pemerintah China
Kasus Wang Shangkun menunjukkan bahaya dari praktik ilegal dan berbahaya seperti menjual ginjal. Pemerintah China telah mengambil tindakan untuk mencegah praktik semacam itu, namun masih banyak orang yang memilih untuk menjual organ tubuh mereka karena kesulitan finansial atau dorongan untuk memiliki barang mewah.
Sebagai negara yang memiliki populasi terbesar di dunia, China memiliki tantangan besar dalam melawan perdagangan organ tubuh yang ilegal dan berbahaya. Pemerintah China harus terus meningkatkan upaya untuk mencegah praktik semacam itu dan memastikan bahwa warga negaranya tidak menjadi korban.
Penutup
Kasus Wang Shangkun menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan bahaya menjual organ tubuh. Semua orang harus menyadari bahwa menjual organ tubuh adalah tindakan berbahaya yang tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga masyarakat secara keseluruhan. Kita harus berjuang untuk memastikan bahwa praktik semacam itu tidak lagi terjadi dan bahwa semua orang memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang layak.