Terapi bekam adalah salah satu terapi alternatif yang dilakukan dengan cara menempatkan kaca atau jarum pada kulit dan mengeluarkan darah. Terapi ini diyakini dapat membantu mengurangi berbagai masalah kesehatan seperti nyeri otot, migrain, dan bahkan asma. Namun, seperti halnya terapi alternatif lainnya, terapi bekam juga memiliki risiko yang perlu dipahami. Berikut adalah cara melakukan terapi bekam dan risiko yang perlu diwaspadai:
Cara Melakukan Terapi Bekam
1. Persiapan
Sebelum melakukan terapi bekam, pastikan Anda telah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti kaca atau jarum bekam, alkohol untuk membersihkan kulit, serta kain atau kapas untuk membersihkan darah. Selain itu, pastikan juga Anda telah makan dan minum sebelum terapi dilakukan untuk menghindari rasa pusing atau lemas saat terapi.
2. Membersihkan Kulit
Sebelum melakukan terapi bekam, pastikan kulit yang akan ditempatkan bekam telah dibersihkan dengan baik menggunakan alkohol atau cairan antiseptik lainnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari infeksi pada kulit setelah terapi dilakukan.
3. Menempatkan Bekam
Setelah kulit dibersihkan, letakkan bekam pada kulit dan tekan dengan lembut. Setelah itu, putar bekam atau gerakkan sedikit untuk membuat efek sedotan pada kulit. Efek sedotan ini akan membuat darah mengalir dan ditarik ke permukaan kulit.
4. Memindahkan Bekam
Setelah bekam ditempatkan selama beberapa menit, bekam akan terisi dengan darah. Pindahkan bekam ke tempat lain pada kulit dan lakukan proses yang sama hingga seluruh area yang ingin ditangani telah diberi bekam.
5. Membersihkan Kulit
Setelah terapi bekam selesai, pastikan kulit telah dibersihkan dengan baik menggunakan kain atau kapas yang telah dibasahi dengan air atau alkohol. Hal ini bertujuan untuk menghindari infeksi pada kulit.
Risiko Terapi Bekam
1. Infeksi Kulit
Terapi bekam yang dilakukan pada kulit yang belum dibersihkan dengan baik dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Oleh karena itu, pastikan kulit telah dibersihkan dengan baik sebelum melakukan terapi bekam.
2. Bekas Luka atau Bengkak
Setelah terapi bekam, kulit akan terdapat bekas luka atau bengkak yang dapat bertahan selama beberapa hari. Hal ini normal dan tidak perlu dikhawatirkan karena bekas luka atau bengkak akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
3. Risiko Penularan Penyakit
Terapi bekam yang dilakukan dengan menggunakan alat yang tidak steril dapat menyebabkan penularan penyakit seperti hepatitis atau HIV. Oleh karena itu, pastikan alat bekam yang digunakan telah disterilkan sebelum digunakan.
4. Efek Samping
Beberapa orang mungkin mengalami efek samping setelah melakukan terapi bekam seperti pusing, lemas, atau bahkan mual. Hal ini disebabkan oleh perubahan dalam sirkulasi darah. Jika mengalami efek samping yang parah, segera hubungi dokter.
Kesimpulan
Terapi bekam adalah salah satu terapi alternatif yang dapat membantu mengurangi berbagai masalah kesehatan. Namun, terapi ini juga memiliki risiko yang perlu dipahami. Pastikan Anda telah mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, membersihkan kulit dengan baik, dan menggunakan alat bekam yang steril untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan terapi bekam untuk memastikan kondisi kesehatan Anda memungkinkan untuk melakukan terapi ini.