Para Sahabat Berbincang-bincang Dengan Cerita Yang Lucu dan Nabi SAW Tersenyum Mendengarnya
Dari Simak bin Harb r.a , ia menceritakan: “aku bertanya kepada jabir bin Samurah: “ pernahkah engkau duduk-duduk bersama Rasulullah saw? “ya , bahkan sering. Beliau tidak bangkit dari tempat sholat shubuhnya hingga matahari terbit, barulah beliau bangkit (untuk shalat dhuha). Ada kalanya para sahabat berbincang-bincang seputar perkara jahiliyah yang membuat mereka tersenyum.”
Ibnu Rajab rahimahu-Allah menjelaskan: “hadist ini menjadi dalil bahwa pada saat itu, pembicaraan mengenai sesuatu yang mengundang tawa tidak dilarang.”
An-Nawawi rahimahu-Allah menyebutkan: “hadist ini menjadi bukti diperkenanknnya berbicara mengenai hal ihwal masa jahiliyah dan ihwal umat-umat sebelumnya.
Selalu itu, hadist ini juga menjadi dalil atau bolehnya tetawa, meskipun yang lebih utama adalah sebatas tersenyum; sebagaimana di lakukan Rasulullah saw dalam banyak kesempatan. Para ulama’ berkata: “sering tertawa makruh hukumnya. Bahkan, ia menjadi sesuatu yang sangat buruk apabila di lakukan oleh orang yang memiliki kehormatan dan ilmu pengetahuan Wallahu A’lam .”
Dalam kisah yang lain, dari Abu Bakar bin ‘Abdillah R.a , ia menuturkan: “dahulu, ada kalanya para sahabat (bercanda dengan) saling melempar semangka. Namun, jika mereka sedang menghadapi permasalahan serius, maka merekalah orangnya (yang mampu menyelesaikannya)”.
“……Beliau Rasulullah saw adalah insan (manusia) yang berwibawa. Beliau membuat hati manusia senang dengan candanya.”