Kisah Canda Ummul Mu’minin Saiyidah ‘Aisyah R.a
Dari ibnu Abi ‘Atiq r.a , ia menceritakan: “aku dan Al-Qasim pernah membicarakan sesuatu di hadapan ‘Aisyah r.a . al-Qasim adalah laki-laki yang sering keliru dalam menuturkan kata, dan ibunya merupakan Ummu Walad (budak wanita yang melahirkan anak tuannya).
‘Aisyah berkata kepadanya: “mengapa kamu tidak bisa berbicara sebagaimana kemenakkanku ini?” sesungguhnya aku tahu siapa yang melahirkanmu. Kemenakanku diajari oleh ibunya dan kamu pun diajari oleh ibumu”.
Mendengar kata-kata ‘Aisyah, Al-Qasim menjadi marah dan kesal. Ketika melihat hidangan makanan di rumah ‘Aisyah telah di siapkan, al-Qasim pun bangkit. Melihat hal itu, ‘Aisyah bertanya : “mau kemana kamu?” “mengerjakan shalat “ jawabnya. “duduklah!” perintah ‘Aisyah. Aku hendak mengerjakan shalat “ bantahnya. ‘Aisyah berkata: “duduklah hai ghudar(penghianat)! Sungguh aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
((لاَ صَلَاةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ هُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ))
“tidak boleh shalat ketika makanan telah di hidangkan. Dan tidak boleh shalat ketika sedang ingin buang air kecil atau besar”
Dan di antara wanita ada yang di kenal suka bercanda, ‘Amrah binti ‘Abidurrahman mengisahkan bahwa di makkah pernah ada seorang wanita yang gemar bercanda. Wanita itu mendatangi rumah wanita lain yang juga hobi bercanda. Ketika ‘Aisyah r.a mendengar kabar ini, dia pun berkata: “sungguh benar apa yang pernah di katakan kekasihku, Rasulullah saw; beliau bersabda:
((الْأَرْوَاحُ جُنُوْدً مُجَنَّدَةً, فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ))
“ruh-ruh itu berkelompok-kelompok. Mereka akan bersatu jika saling mengenali (serasi) , dan akan menjauh jika tidak saling mengenali (serasi)”.
“……Beliau Rasulullah saw adalah insan (manusia) yang berwibawa. Beliau membuat hati manusia senang dengan candanya.”