Canda Nabi kepada Seorang Laki-Laki yang Meminta Tumpangan
Anas bin Malik r.a menuturkan: “seorang laki-laki meminta hewan tunggangan kepada Rasulullah saw. Beliaupun menyahut: `Aku akan memberikanmu hewan tunggangan berupa anak unta betina. `lantas laki-laki itu bertanya: `Wahai Rasulullah, apa yang bisa aku lakukan dengan anak unta betina?` maka beliau balik bertanya:
وَهَلْ تَلِدً الْإِبِلَ إِلاَّ النُّوْقُ؟
`Bukankah unta dewasa dilahirkan oleh unta betina?”
Imam Muhammad Syamsul Haq r.a , penulis kitab ‘Aunul Ma’bud menjelaskan: “Maulaya, sahabat ini sangsi dengan pernyataan Nabi saw. Sebab umumnya asosiasi orang ketika mendengar istilah anak unta betina (waladin naaqoti) mengarah pada unta yang masih kecil dan tidak layak di tunggangi, sedangkan yang layak di tunggangi adalah unta yang sudah dewasa (al-ibil).
Namun, pada hakikatnya unta dewasa juga merupakan anak dari induknya (an-nuuqu, yakni unta betina). Jadi, baik sudah dewasa atau masih kecil, unta bisa disebut anak unta.”
Ali al-Qari r.a menegaskan: “Tujuan Nabi saw menyatakan demikian adalah bercanda atau bersenda gurau dengan Anas r.a.”