Menulis buku non fiksi bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi penulis. Hal ini dikarenakan buku non fiksi membutuhkan pengetahuan yang jelas dan terstruktur dengan baik. Salah satu hal penting dalam menulis buku non fiksi adalah pemetaan tema. Pemetaan tema adalah proses untuk menentukan topik yang akan dibahas dalam buku. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana cara melakukan pemetaan tema dalam menulis buku non fiksi.
Pahami Tujuan Menulis Buku Non Fiksi
Sebelum memulai proses pemetaan tema, penulis harus memahami tujuan menulis buku non fiksi. Apakah buku ini ditulis untuk memberikan pengetahuan baru atau hanya sebagai pengalaman pribadi yang ingin dibagikan. Dengan memahami tujuan menulis buku non fiksi, penulis bisa menentukan tema yang tepat dan relevan dengan tujuan tersebut.
Identifikasi Target Pembaca
Mengetahui target pembaca juga sangat penting dalam pemetaan tema. Penulis harus mengetahui siapa target pembaca buku non fiksi ini. Apakah untuk kalangan akademisi atau masyarakat umum. Dengan mengetahui target pembaca, penulis bisa menentukan gaya penulisan dan bahasa yang digunakan.
Tentukan Topik yang Ingin Dibahas
Setelah mengetahui tujuan menulis dan target pembaca, penulis harus menentukan topik yang ingin dibahas. Topik bisa berasal dari pengalaman pribadi atau pengetahuan yang dimiliki. Namun, penulis harus memastikan topik yang dipilih relevan dengan tujuan dan target pembaca.
Buat Mind Map
Mind map adalah salah satu cara yang efektif dalam melakukan pemetaan tema. Dalam mind map, penulis bisa menuliskan topik utama di tengah dan topik terkait di sekelilingnya. Mind map membantu penulis untuk mengorganisir ide dan memperjelas hubungan antara topik yang dipilih.
Tentukan Sub Topik
Setelah menentukan topik utama, penulis harus menentukan sub topik yang akan dibahas dalam buku. Sub topik harus relevan dengan topik utama dan diatur dengan baik. Sub topik bisa membantu pembaca memahami topik utama secara lebih detail.
Buat Outline
Setelah menentukan topik dan sub topik, penulis harus membuat outline. Outline adalah daftar isi sementara yang menjadi panduan dalam menulis buku. Dalam outline, penulis bisa menuliskan topik dan sub topik secara terstruktur dan sistematis.
Buat Rangkaian Ide
Rangkaian ide adalah proses untuk mengorganisir ide dalam sebuah urutan yang logis. Penulis harus memastikan bahwa setiap ide terkait dengan ide sebelumnya dan setelahnya. Rangkaian ide membantu penulis dalam mengembangkan ide-ide yang relevan dan terstruktur secara baik.
Cari Referensi
Referensi sangat penting dalam menulis buku non fiksi. Penulis harus mencari referensi yang relevan dengan topik yang akan dibahas. Referensi bisa berupa buku, jurnal, artikel, atau sumber lain yang terpercaya. Referensi membantu penulis untuk mengembangkan ide dan memberikan dukungan pada argumen yang dibuat.
Membuat Catatan
Catatan adalah proses untuk mencatat ide dan informasi penting yang diperoleh dari referensi. Catatan membantu penulis untuk mengorganisir informasi dan mengingat sumber informasi yang digunakan. Catatan juga membantu penulis untuk menghindari plagiarisme.
Buat Draft Pertama
Setelah menentukan topik, sub topik, dan referensi, penulis harus mulai menulis. Draft pertama bisa menjadi acuan untuk mengembangkan ide dan mengatur struktur buku. Draft pertama tidak perlu sempurna dan bisa direvisi di kemudian hari.
Revisi Draft Pertama
Setelah menulis draft pertama, penulis harus merevisi dan mengedit tulisan. Revisi membantu penulis untuk memperbaiki struktur dan gaya penulisan. Penulis juga harus memastikan bahwa tulisan bebas dari kesalahan tata bahasa dan ejaan.
Buat Draft Kedua
Setelah merevisi draft pertama, penulis harus membuat draft kedua. Draft kedua harus lebih baik dari draft pertama dan sudah memperbaiki kesalahan yang ditemukan pada draft pertama.
Revisi Draft Kedua
Setelah membuat draft kedua, penulis harus merevisi dan mengedit tulisan. Revisi pada draft kedua harus lebih detail dan memperbaiki kesalahan yang masih ada.
Buat Draft Ketiga
Setelah merevisi draft kedua, penulis harus membuat draft ketiga. Draft ketiga harus lebih baik dari draft kedua dan sudah memperbaiki kesalahan yang ditemukan pada draft kedua.
Revisi Draft Ketiga
Setelah membuat draft ketiga, penulis harus merevisi dan mengedit tulisan. Revisi pada draft ketiga harus lebih detail dan memperbaiki kesalahan yang masih ada. Draft ketiga bisa menjadi draft terakhir atau bisa dilanjutkan ke draft berikutnya.
Buat Draft Terakhir
Setelah merevisi dan mengedit draft ketiga, penulis harus membuat draft terakhir. Draft terakhir harus merupakan versi akhir dari buku dan sudah memperbaiki semua kesalahan yang ditemukan.
Proofreading
Setelah membuat draft terakhir, penulis harus melakukan proofreading. Proofreading adalah proses untuk memeriksa kesalahan tata bahasa dan ejaan. Penulis juga harus memastikan bahwa tulisan sudah sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
Final Check
Setelah melakukan proofreading, penulis harus melakukan final check. Final check adalah proses untuk memeriksa keseluruhan isi buku. Penulis harus memastikan bahwa buku sudah sesuai dengan tujuan dan target pembaca yang ditentukan.
Kirim ke Penerbit
Setelah melakukan final check, penulis bisa mengirim buku ke penerbit. Penerbit akan melakukan proses editing dan revisi terakhir sebelum buku diterbitkan.
Kesimpulan
Pemetaan tema adalah proses awal yang sangat penting dalam menulis buku non fiksi. Dalam pemetaan tema, penulis harus memahami tujuan menulis, target pembaca, dan menentukan topik dan sub topik yang relevan. Mind map, outline, dan rangkaian ide bisa membantu penulis dalam mengorganisir ide-ide yang relevan dengan topik yang dipilih. Referensi, catatan, dan draft pertama, kedua, ketiga, dan terakhir harus dibuat untuk memperbaiki struktur dan gaya penulisan. Proofreading dan final check harus dilakukan sebelum mengirimkan buku ke penerbit. Semoga artikel ini bermanfaat bagi penulis yang ingin menulis buku non fiksi.