Shalat maghrib adalah salah satu shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim. Shalat maghrib terdiri dari tiga rakaat, dan pada rakaat ketiga, banyak orang yang bertanya-tanya apakah harus membaca surat pendek seperti pada rakaat pertama dan kedua.
Surat Pendek pada Rakaat Pertama dan Kedua
Pada rakaat pertama dan kedua shalat maghrib, umat muslim diwajibkan membaca surat pendek setelah membaca surat Al-Fatihah. Surat pendek yang dibaca biasanya adalah surat Al-Ikhlas atau surat Al-Kafirun. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW biasa membaca kedua surat tersebut pada rakaat pertama dan kedua.
Rakaat Ketiga dalam Shalat Maghrib
Pada rakaat ketiga shalat maghrib, sebagian orang menganggap bahwa tidak perlu membaca surat pendek karena pada rakaat ketiga ini tidak diwajibkan membaca surat setelah Al-Fatihah. Namun, sebagian yang lain menganggap bahwa membaca surat pendek pada rakaat ketiga juga dianjurkan.
Menurut Imam Malik, tidak ada kewajiban membaca surat pendek pada rakaat ketiga, namun jika ingin membaca boleh saja. Sedangkan menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal, membaca surat pendek pada rakaat ketiga dianjurkan.
Dukungan Hadis
Adapun hadis yang menjadi dasar anjuran membaca surat pendek pada rakaat ketiga adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abdullah bin Abbas. Dalam hadis tersebut, Abdullah bin Abbas mengatakan bahwa dia pernah shalat bersama Rasulullah SAW dan beliau membaca surat pendek pada rakaat ketiga shalat maghrib.
Meskipun tidak diwajibkan, membaca surat pendek pada rakaat ketiga tetap dianjurkan oleh sebagian ulama. Hal ini sebagai bentuk keutamaan dan lebih baik dalam menjalankan ibadah shalat. Namun, bagi yang tidak membaca surat pendek pada rakaat ketiga, tidak akan mengurangi keutamaan dari ibadah shalat maghrib yang telah dilaksanakan.
Penutup
Dalam menjalankan shalat maghrib, umat muslim diharapkan memperhatikan setiap rukun dan tata cara yang benar. Meskipun membaca surat pendek pada rakaat ketiga tidak diwajibkan, namun dianjurkan oleh sebagian ulama sebagai bentuk keutamaan dalam menjalankan ibadah shalat. Tetaplah memperhatikan setiap rukun dan tata cara shalat yang benar agar ibadah shalat yang dilaksanakan menjadi lebih sempurna.
