Kritik adalah suatu pendapat yang disampaikan untuk memberikan saran atau kritikan terhadap suatu karya atau tindakan. Kritik dapat diberikan untuk berbagai hal seperti seni, sastra, politik, dan lain sebagainya. Namun, tidak semua kritik memiliki bentuk dan tujuan yang sama. Menurut Feldman, ada beberapa jenis kritik yang dapat dilakukan. Apa saja jenis kritik menurut Feldman? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Kritik Konstruktif
Kritik konstruktif adalah kritik yang diberikan untuk membantu seseorang memperbaiki karyanya. Kritik ini biasanya disampaikan dengan cara yang baik dan sopan, serta memberikan saran-saran yang berguna untuk meningkatkan kualitas karya tersebut. Tujuan dari kritik konstruktif adalah untuk membantu seseorang berkembang dan meningkatkan kualitas karyanya di masa depan.
2. Kritik Destruktif
Berbeda dengan kritik konstruktif, kritik destruktif memiliki tujuan yang tidak baik. Kritik ini biasanya disampaikan dengan cara yang kasar dan tidak sopan, serta tidak memberikan saran-saran yang berguna untuk meningkatkan kualitas karya tersebut. Tujuan dari kritik destruktif adalah untuk merusak atau menurunkan harga diri seseorang.
3. Kritik Subjektif
Kritik subjektif adalah kritik yang didasarkan pada pendapat pribadi seseorang. Kritik ini biasanya tidak memiliki dasar yang kuat dan tidak dapat diukur secara objektif. Meskipun begitu, kritik subjektif tetap memiliki kelebihannya, yaitu memberikan sudut pandang yang berbeda dan dapat membuka pikiran orang lain.
4. Kritik Objektif
Berbeda dengan kritik subjektif, kritik objektif didasarkan pada fakta dan data yang dapat diukur secara objektif. Kritik ini biasanya lebih kuat dan memiliki dasar yang lebih solid. Dalam kritik objektif, seseorang harus memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas karya tersebut, sehingga kritik yang diberikan dapat lebih akurat dan berguna.
5. Kritik Formal
Kritik formal adalah kritik yang diberikan oleh para ahli atau pakar di bidang yang terkait. Kritik ini biasanya dibuat dengan cara yang lebih terstruktur dan sistematis. Kritik formal lebih banyak digunakan dalam bidang seni, sastra, dan ilmu sosial.
6. Kritik Informal
Berbeda dengan kritik formal, kritik informal biasanya diberikan oleh orang yang tidak memiliki latar belakang atau keahlian di bidang yang terkait. Kritik ini biasanya disampaikan secara spontan dan tidak terstruktur. Meskipun begitu, kritik informal juga dapat memberikan manfaat bagi seseorang, terutama dalam hal mendapatkan sudut pandang yang berbeda.
7. Kritik Terbuka
Sebuah kritik dikatakan terbuka jika seseorang memberikan kritik secara langsung dan terbuka kepada orang yang dikritik. Kritik terbuka sering digunakan dalam lingkungan kerja atau organisasi sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja seseorang. Meskipun kritik terbuka dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada awalnya, namun jika dilakukan dengan baik dan sopan, kritik ini dapat sangat membantu bagi seseorang.
8. Kritik Tertutup
Berbeda dengan kritik terbuka, kritik tertutup biasanya disampaikan secara tidak langsung. Kritik ini biasanya disampaikan melalui surat atau pesan elektronik. Meskipun kritik tertutup dapat membantu seseorang, namun cara ini kurang efektif karena tidak dapat memperbaiki kesalahan secara langsung.
9. Kritik Publik
Kritik publik adalah kritik yang disampaikan secara terbuka dan dapat dipublikasikan ke media massa. Kritik publik biasanya disampaikan oleh orang yang memiliki pengaruh atau kekuatan di masyarakat. Kritik publik dapat memberikan dampak yang besar bagi seseorang atau organisasi yang dikritik.
10. Kritik Pribadi
Berbeda dengan kritik publik, kritik pribadi adalah kritik yang disampaikan secara langsung kepada seseorang. Kritik pribadi biasanya disampaikan oleh orang yang dekat dengan seseorang tersebut, seperti keluarga atau teman. Kritik pribadi biasanya lebih efektif karena dapat disampaikan dengan cara yang lebih baik dan sopan.
11. Kritik Formalistik
Kritik formalistik adalah kritik yang menekankan pada aspek-aspek formal dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang seni, seperti sastra, musik, dan seni rupa. Dalam kritik formalistik, seseorang harus memperhatikan berbagai aspek seperti teknik, gaya, dan struktur karya. Kritik formalistik bertujuan untuk meningkatkan kualitas karya dari segi formal.
12. Kritik Kontekstual
Berbeda dengan kritik formalistik, kritik kontekstual menekankan pada aspek-aspek kontekstual dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang ilmu sosial, seperti sejarah dan politik. Dalam kritik kontekstual, seseorang harus memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi karya tersebut, seperti latar belakang sejarah, budaya, dan politik. Kritik kontekstual bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang suatu karya dari segi konteksnya.
13. Kritik Feminis
Kritik feminis adalah kritik yang menekankan pada isu-isu gender dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik feminis, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggambarkan peran gender dalam masyarakat. Kritik feminis bertujuan untuk memberikan sudut pandang yang lebih kritis terhadap isu-isu gender dalam suatu karya.
14. Kritik Marxis
Kritik marxis adalah kritik yang menekankan pada isu-isu kelas dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sejarah dan politik. Dalam kritik marxis, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggambarkan peran kelas dalam masyarakat. Kritik marxis bertujuan untuk memberikan sudut pandang yang lebih kritis terhadap isu-isu kelas dalam suatu karya.
15. Kritik Psikoanalisis
Kritik psikoanalisis adalah kritik yang menekankan pada aspek psikologis dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik psikoanalisis, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggambarkan keadaan psikologis tokoh-tokohnya. Kritik psikoanalisis bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang keadaan psikologis tokoh-tokoh dalam suatu karya.
16. Kritik Strukturalis
Kritik strukturalis adalah kritik yang menekankan pada struktur dan sistem dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik strukturalis, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya dibangun dan diorganisir secara struktural. Kritik strukturalis bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur dan sistem dalam suatu karya.
17. Kritik Postmodern
Kritik postmodern adalah kritik yang menekankan pada aspek-aspek postmodern dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang seni dan sastra. Dalam kritik postmodern, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggunakan teknik-teknik postmodern seperti parodi, pastiche, dan intertekstualitas. Kritik postmodern bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang teknik-teknik postmodern dalam suatu karya.
18. Kritik Intertekstual
Kritik intertekstual adalah kritik yang menekankan pada hubungan antara suatu karya dengan karya-karya lain. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik intertekstual, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggunakan referensi dan citasi dari karya-karya lain. Kritik intertekstual bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara suatu karya dengan karya-karya lain.
19. Kritik Dekonstruktif
Kritik dekonstruktif adalah kritik yang menekankan pada dekonstruksi teks dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik dekonstruktif, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang berbeda dan diinterpretasikan secara berbeda-beda. Kritik dekonstruktif bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur dan makna dalam suatu karya.
20. Kritik Eksistensialis
Kritik eksistensialis adalah kritik yang menekankan pada isu-isu eksistensial dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik eksistensialis, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggambarkan keadaan eksistensial manusia seperti kebebasan, kesendirian, dan kematian. Kritik eksistensialis bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang isu-isu eksistensial dalam suatu karya.
21. Kritik Ekofeminis
Kritik ekofeminis adalah kritik yang menekankan pada hubungan antara isu-isu lingkungan dan isu-isu gender dalam suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik ekofeminis, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggambarkan hubungan antara manusia, lingkungan, dan isu-isu gender. Kritik ekofeminis bertujuan untuk memberikan sudut pandang yang lebih kritis terhadap isu-isu lingkungan dan gender dalam suatu karya.
22. Kritik Postkolonial
Kritik postkolonial adalah kritik yang menekankan pada hubungan antara suatu karya dengan masa kolonial dan pasca-kolonial. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang sastra dan film. Dalam kritik postkolonial, seseorang harus memperhatikan bagaimana suatu karya menggambarkan hubungan antara bangsa kolonial dan bangsa yang dikolonisasi. Kritik postkolonial bertujuan untuk memberikan sudut pandang yang lebih kritis terhadap hubungan antara kolonialisme dan karya-karya budaya.
23. Kritik Interdisipliner
Kritik interdisipliner adalah kritik yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu dalam melakukan kritik terhadap suatu karya. Kritik ini lebih banyak digunakan dalam bidang seni, sastra, dan ilmu sosial. Dalam kritik interdisipliner, seseorang harus memperhatikan berbagai aspek dari suatu karya, seperti aspek psikologis, budaya