SEKILAS TERUNG
Terung (Solanum melongena ) merupakan salah satu spesies dalam famili Solanaceae termasuk genus Solanum.
Terong merupakan spesies asli India, semula merupakan tanaman liar. Di Indonesia, terung merupakan tanaman sayuran yangsangat popular.
Terung merupakan tanaman memiliki ukuran tinggi 40-80 cm, daun besar, dengan lobus yang besar.
Panjang daun 10-20 cm, lebar daun 5-10 cm. bunga berwarna antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus Terong juga dapat tumbuh dimana-mana, baik di dataran rendah sampai dataran tinggi.
PERSYARATAN PERTUMBUHAN
Terung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Tanah yang cocok untuk pertanaman terung adalah tanah yang subur, tidak tergenang air, dengan pH 5-6, dan drainase yang lancar.
Tanah berpasir atau lempung berpasir merupakan jenis tanah yang cocok untuk terung.
Terung terdiri dari 5 jenis, yaitu :
1. Terung Kopek. Buahnya bulat panjang, dengan ujung tumpul berwarna ungu dan hijau keputih-putihan.
2. Terung Craigi. Buahnya bulat panjang dengan ujung runcing dan berbentuk lurus atau bengkok berwarna ungu.
3. Terung Bogor atau terung Kelapa. Buahnya bulat besar berwarna putih atau hijau keputih–putihan, rasanya renyah dan agak getir.
4. Terung Gelatik atau terung lalab. Buahnya seperti terung Bogor tetapi agak kecil. Berwarna hijau dan putih keungu-unguan.
5. Terung acar, keunggulan varietas ini adalah sangat tahan terhadap penyakit layu bakteri. Buahnya bulat panjang kecil dan tersusun dalam tandan. Warna buah ungu tua. Cocok untuk diawetkan dalam bentuk acar/pickles.
Berikut Cara Perawatan dan Tahapan Penanaman Tanaman Terong
1. BUDIDAYA & Pembibitan
1. Pilih buah terung yang berasal dari potion induk yang sehat, dari varietas unggul dan telah matang potion.
2. Belah buah terpilih secara membujur, keluarkan bijinya lalu kering anginkan selama beberapa waktu sampai kadar air + 12 %.
3. Masukan benih ke dalam botol berwarna, tutup lalu simpan di tempat kering dan teduh.
4. Bila akan menyemai, rendam benih dalam air dingin atau hangat selama 10 -15 menit sambil menyeleksi benih yang kurang baik.
5. Bungkus benih dalam gulungan kain basah selama + 24 jam.
6. Sebarkan benih dalam persemaian.
7. Tempat pesemaian dibuat khusus, diberi naungan menghadap ke timur setinggi 100-150 cm disebelah timur dan 80-100 cm di sebelah barat.
8. Tanah pesemaian telah dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2 jarak antara barisan 10 – 15 cm.
9. Tutup benih dengan tanah tipis lalu tutup bedengan dengan karung goni basah, dan buka apabila benih telah berkecambah.
10. Pada umur 10 – 15 hari pindahkan bibit kedalam bumbung daun pisang.
11. Setelah bibit berumur 1-1 1/2 bulan atau berdaun empat helai pindahkan ke kebun.
2. PENGOLAHAN TANAH
1. Tanah yang akan ditanami dicangkul 2–3 kali dengan kedala-man 20–30 cm.
2. Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 120–140 cm dan panjang disesuaikan kondisi lahan.
3. Di antara bedengan dibuat parit dengan kedalaman 20-30 cm. Pupuk kandang kompos yang sudah matang diberikan 0,5-1 kg per lubang sebelum tanam.
3. PENANAMAN
1. Jarak tanaman yang dipakai adalah double row (2 baris tanaman) per bedengan dengan jarak 60 cm antar tanaman dalam barisan dan 70 cm antar bedengan.
2. Sebelum penanaman dilakukan penyiraman bedengan sedalam 30 cm.
3. Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur 1- 1,5 bulan atau sudah mempunyai 4-5 helai daun
4. Satu lubang tanam diisi satu bibit
5. Pemindagan secara hati-hati jangan sampai akar atau daunnya rusak.
4. PEMELIHARAAN dan PEMUPUKAN
Pemeliharaan meliputi aktivitas penyulaman, pemasanan ajir, penggemburan dan penyiangan serta pemupukan.
1. Penyulaman, bibit yang rusak dicabut bersama media tumbuhnya dan diganti dengan media baru yang sebelumnya telah diberi kapur pertanian.
2. Pemasangan ajir, dilakukan tanaman berumur hari. Tancapkan ajir yan terbuat dari bamboo setinggi 80-100 cm secara individu dekat batang tanaman.
3. Penggemburan dan penyiangan, tanah digemburkan dengan hati-hati apabila tanah memadat atau 15 hari dan
60 hari setelah tanam dan siangi tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan.
4. Pupuk buatan diberikan setelah tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam.
5. Pupuk N diberikan 30 kg/ha dan pupuk campuran dapat pula diberikan dalam bentuk ZA dan ZK dengan perbandingan 1:1 sebanyak 10 g/tanaman di sekeliling tanaman dengan jarak 5 cm dari pangkal batang.
6. Pemupukan berikutnya diberikan saat tanaman berumur 2,5-3 bulan.
5. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1. Prinsip pokok hama dan penyakit meliputi pengelolaan ekosistem pertanian dengan cara bercocok tanam yaitu meliputi : pemakaian bibit sehat dan varetas resisten, sanitasi kebun, pemupukan berimbang dan tumpangsari
2. Penerapan pengendalian non kimiawi seperti secara fisik mekanik, genetis dan lain-lainnya.
3. Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dananalisis ekosistem.
4. Hama penting yang menyerang tanaman terung antara lain kutu daun (Myzus persicae), kutu kebul (Bemisia tabaci), pengorok daun (Liriomyza sp.), dan oteng–oteng (Epilachna sp.).
5. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha.
6. PANEN DAN PASCA PANEN
1. Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman berumur empat bulan.
2. Pertanaman yang baik dapat menghasilkan 10–30 ton buah terung per hektar.
3. Panen dilakukan menggunakan pisau sekali atau dua kali seminggu. Buah terung yang layak dikonsumsi adalah buah yang padat dan permukaan kulitnya mengkilat.
4. Buah terung tidak dapat disimpan lama sehingga harus dipasarkan segera setelah tanam.
5. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan warna. Penanganan selama pengemasan harus dilakukan secara berhati-hati untuk mecegah kerusakan kulit.